Archive for May, 2020

Masjid Aya Sophia

Shalat Jumat kembali digelar di bangunan bersejarah Hagia Sophia pada Jumat 24 Juli 2020. Bangunan kubah yang ikonik ini terletak di distrik Fatih kota Istanbul, di sisi barat Selat Bosporus.

Pada tahun 532 kaisar Justinianus memerintahkan pembangunan katedral berukuran besar di kota Konstantinopel yang juga dikenal sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi.

Para ahli bangunan membawa bahan-bahan dari seluruh wilayah Mediterania untuk membangun katedral kolosal tersebut. Setelah pembangunan katedral itu rampung pada 537, katedral ini menjadi tempat kedudukan pimpinan Kristen Ortodoks selama hampir 900 tahun.

Pada tahun 1453, Kekhalifahan Utsmaniyah di bawah Sultan Muhammad al-Fatih membebaskan Konstantinopel dan mengganti namanya menjadi Istanbul, sekaligus mengakhiri Kekaisaran Romawi untuk selamanya. Para arsitek Utsmaniyah menghapus simbol Kristen Ortodoks di dalam bangunan itu dan menambahkan menara ke dalam strukturnya.

Aya Sophia bukan hanya sekedar masjid, tetapi simbol kebenaran sabda Rasulullah. 825 tahun sebelumnya, Nabi Muhammad bersabda, ‘Konstantinopel pasti akan dibebaskan oleh kalian, panglimanya sebaik-baik pemimpin, dan pasukannya adalah sebaik-baik pasukan’.

Ketika Sultan Muhammad Al-Fatih membebaskan Konstantinopel, Hagia Sophia adalah tempat pertama yang dikunjunginya. Sejarah mencatat, Al-Fatih memandang Hagia Sophia yang megah, turun dari kudanya, melepas helm perangnya, lalu bersujud ke arah kiblat, mengambil segenggam tanah Konstantinopel, lalu menaburkan ke atas kepalanya.

Simbol kerendahan hati, bahwa dia hanya tanah. Hari itu, Selasa 29 Mei 1453, pagi hari saat matahari terbit, Konstantinopel dibuka, perintah pertama Al-Fatih adalah fungsikan Hagia Sophia menjadi tempat shalat. Maka hari yang sama, saat matahari mulai kehilangan sinarnya, waktu Ashar, bisyarah itu sempurna, adzan berkumandang di langit Konstantinopel. Nama Hagia Sophia diubah menjadi Masjid Aya Sophia.

Aya Sophia adalah masjid utama di Istanbul sampai penyelesaian pembangunan masjid Sultan Ahmed atau Masjid Biru pada 1616. Arsitektur Aya Sophia mengilhami pembangunan masjid Sultan Ahmed yang berdekatan dengan Aya Sphia dan Istana Topkapi. Dilihat dari laut, kubah dan menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul. Sajadah dengan gambar masjid Sultan Ahmed ini legend sekitar tahun 90-an.

Ramadhan di Australia

Islamic Centre CSU Australia

Berpuasa di negeri orang harus pandai-pandai beradaptasi. Tidak hanya godaan lingkungan tapi juga lamanya waktu puasa. Saat musim panas di Australia, waktu berpuasa bisa sampai 18 jam!

Inilah yang kurasakan tahun 1996 ketika melanjutkan studi di Charles Sturt University di negara bagian New South Wales. Hari kedua menginjakkan kaki di Australia aku harus merasakan puasa pertama pada musim panas.

Kaget sekali karena di Jakarta puasa cuma 12-13 jam, tapi di musim panas puasa bisa 18 jam. Soal makan sahur paling sering mi instan atau nasi goreng. Puasa di musim panas berarti harus kuat tahan puasa dari jam 3 pagi sampai kira-kira jam 9 malam (18 jam). Pas kuliah diriku satu-satunya yang berpuasa di kelas. Kalau pergantian kuliah dan teman-teman pada ngopi, aku cuma bisa bersabar.

Godaan lainnya adalah sepulang kuliah, musim panas di Australia mataharinya lebih menyengat, orang-orang sini langsung menyerbu kafe-kafe dan duduk di teras kafe untuk makan es krim atau minum jus buah.

Tapi aku bisa cepat beradaptasi karena ada mahasiswa Malaysia yang kuliah di sini juga berpuasa. Kalau orang Indo yang kuliah di sini biasanya keturunan China non muslim. Kadang aku gak tidur setelah shalat taraweh di Islamic Centre dan tetap terjaga sampai selesai sahur. Waktu menunggu sahur pun digunakan untuk mengerjakan tugas.

Kalau cuaca lagi bagus aku ingin juga bersosialisasi. Waktu kuliah, kadang-kadang aku suka ikut dan ngobrol ngangguk-ngangguk aja demi nyimpen energi. Sampai di apartemen diriku langsung tepar. Tidur sebentar terus bangun buat nyiapin berbuka. Soal takjil di sini nggak bisa seenaknya ngabuburit sambil milih takjil. Siapa juga yang jual kolak atau sop buah di pinggir jalan. Kalau ada waktu, ya bikin sop buah dari buah-buahan yang emang gampang banget didapat di sini. Paling standar makan semangka, cherry, peach atau nectarine. Tapi di sini ada toko halal meat, jadi gampang juga buat ngedapetin daging ayam, domba atau sapi halal.

Satu hal yang paling kurindukan saat berpuasa di Australia adalah suara adzan menjelang berbuka puasa. Kalau di Australia ya pelototin jam deh. Kalau menitnya udah cocok, serbu makanan. Soal memasak diriku yang pengalaman enam tahun kost di Depok tapi gak pernah masak karena makan di warteg lebih murah. Tapi di sini harus bisa masak, minimal masak nasi goreng atau nasi biryani.

Salah satu yang berkesan ketika diriku jadi khotib sekaligus imam shalat iedul fitri. Setelah shalat ied kami berhari raya makan nasi biryani di rumah brother dari Pakistan yang sudah berkeluarga dan bekerja di perkebunan anggur milik kampus. Kebiasaan makan nasi biryani di hari raya ini masih terbawa sampai ke Indonesia.