Archive for May, 2015

Saat Kehilangan Orang Tercinta

Saat-Kehilangan-Orang-Tercinta-300x193

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ   وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan (yang) tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Q.S. Ar-Rahmaan (55):26-27)

Hidup ini memang terkadang tidak bisa memilih. Kita tidak bisa menghindar dari kehilangan orang yang sangat dicintai. Karena itu semua adalah bagian dari kehidupan kita. Sudah menjadi sunnatullah bahwa sesuatu itu berawal dari tidak ada kemudian menjadi ada dan terakhir nantinya akan kembali menjadi tiada. Itu adalah hal yang sudah pasti dan tidak bisa dihindari.

Rasa cinta memang sangat mempengaruhi kehidupan. Namun cinta yang berlebihan akan menyebabkan seseorang sangat bergantung kepadanya. Ketergantungan dan kecenderungan tersebut bisa melebihi ketergantungannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kematian bukanlah suatu siksaan. Bahkan kematian bagi orang mukmin adalah bagian dari sebuah hadiah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

تحفة المؤمن الموت

“Hadiah orang mu’min adalah kematian.” (HR Thabrani dan al-Hakim)

Rasulullah menegaskan hal ini karena dunia adalah penjara orang mu’min, sebab ia senantiasa berada di dunia dalam keadaan susah mengendalikan dirinya, menempa syahwatnya dan melawan syetannya. Dengan demikian, kematian baginya adalah pembebasan dari siksa ini, dan pembebasan tersebut merupakan hadiah bagi dirinya. Ketika kita sudah mengetahui bahwa kematian orang yang kita cintai, mungkin saja adalah sebuah hadiah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu tidak ada gunanya bagi orang yang ditinggal mati meratapi dan berkeluh kesah. Karena jika yang meninggal gembira menerima hadiah, tentu tidak pantas kita menangisinya.