Archive for January 23rd, 2015

Menepati Janji

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Tiada Ilah yang patut disembah, diibadahi, dipuji dan ditaati selain Allah. Dialah Al-Khaliq yang telah menurunkan Islam sebagai aturan yang adil, agung lagi mulia yang merupakan rahmat dan nikmat bagi seluruh alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah kepada penutup para nabi dan Rasul, Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang setia mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman.

Jamaah Jum’at yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya sekuat kemampuan kita, serta menjauhi segala larangan-Nya. Dan marilah kita senantiasa mengingat bahwa dunia yang kita tempati ini bukanlah tempat tinggal selamanya. Bahkan sebenarnya kita sedang dalam satu perjalanan menuju tempat tinggal yang sesungguhnya di alam akhirat nanti. Telah banyak orang yang dulunya bersama kita, telah meninggal dunia kini. Mereka telah meninggalkan tempat beramalnya di dunia ini menuju tempat perhitungan dan pembalasan amalan. Akan segera datang pula saatnya kita menyusul mereka. Maka, marilah kita manfa’atkan dunia ini sebagai tempat mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat kita. Sungguh akan menyesal seseorang ketika pada hari perhitungan amal nanti dia datang dalam keadaan tidak membawa amal shalih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Pada hari itu teringatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi ingatan itu baginya. Dia mengatakan, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shaleh) untuk hidupku (di akhirat) ini.” (QS Al-Fajr 23-24)

Jamaah Jum’at yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah telah menciptakan manusia dengan kekuasaan-Nya, memberikan mereka nikmat yang berlimpah, mengutus pada mereka para nabi dan rasul-Nya, agar menjelaskan pada mereka mengenai syariat agama-Nya, menunjukkan mereka pada nilai-nilai yang baik dan etika yang mulia, agar Allah disembah sesuai dengan benar, memperlakukan sesama dengan perlakuan yang santun, sehingga ia dapat berbuat baik untuk negerinya dan untuk kemanusiaan. Di antara prinsip-prinsip dasar yang mulia yang dibutuhkan oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhannya dan sesama manusia adalah menepati janji. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ العَهْدَ كَانَ مَسْئُولاً
“Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya”. (Al Isra’ 17 : 34)
Menepati janji artinya melaksanakan janji tersebut dengan amanah. Menepati janji menunjukkan kesempurnaan iman seseorang dan merupakan salah satu ciri orang-orang beriman yang akan mewarisi surga Firdaus. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.”. (Al-Mukminun 23 : 8)
Jamaah Jum’at yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semua perintah Allah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala termasuk dalam kategori janji antara seorang hamba dengan Tuhannya. Sesungguhnya janji pertama dalam kehidupan manusia adalah janji keimanan, dimana Allah telah mengambilnya dari seluruh anak cucu Adam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Al A’raf 7 : 172)
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kita agar selalu menepati janji kita terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan dosa, dan kita dianjurkan agar selalu mengharapkan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan Sayyidul Istighfar:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu dan aku selalu berusaha menepati ikrar dan janjiku kepadaMu dengan segenap kekuatan yang aku miliki, Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, Aku mengakui betapa besar nikmat-nikmat-Mu yang tercurah kepadaku; dan Aku tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah aku lakukan, karenanya ampunilah aku, tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau”. (HR. Bukhari)
Jamaah Jum’at yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sesungguhnya janji Allah, merupakan janji yang paling tinggi kedudukannya dan paling suci, Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam telah mewasiatkan mengenai janji tersebut, dan Allah memerintahkan agar menepatinya:
وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan tepatilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat”. (Al An’am 6 : 152).
Sesungguhnya menepati janji Allah adalah dengan mentaati perintah-Nya, menjauh dari larangan-Nya dan mengikuti Rasul-Nya agar kita semua menjadi orang yang bertakwa, yang akan mendatangkan cinta Allah Tuhan semesta alam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa” (Ali Imran 3 : 76)
Dan firman-Nya:
وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”. (Al Fath 48 : 10)
Jamaah Jum’at yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di antara penepatan janji adalah memenuhi janji sesuai dengan pernjanjian yang telah disepakati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ
“Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu”. (Al Maidah 5 : 1)
Hasan Al Bashri mengatakan bahwa yang dimaksud dengan akad diatas adalah akad hutang, yaitu akad seseorang terhadap dirinya sendiri, seperti jual beli, sewa dan kontrak, pernikahan dan perceraian, kepemilikan, perjanjian damai dan lainnya (Tafsir At Thabari 6/32). Akad itu berarti keharusan yang harus ditunaikan antara manusia dalam bermuamalah, seperti akad jual beli, kontrak kerja dan lain sebagainya, mengingikari janji, kontrak dan akad berarti bentuk pengurangan dalam beragama, dan penghilangan hak-hak, Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
لاَ دِينَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ
“Tidak sempurna iman seseorang yang tidak bisa dipegang janjinya” (HR. Ahmad)
Jamaah Jum’at yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bila Anda seorang pedagang, maka juallah dagangan Anda sesuai dengan kriterianya dan syarat-syaratnya, dan bila Anda membeli barang dagangan, maka bayarlah dengan tepat waktu, dan janganlah menunda-nunda pembayaran, Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
مَطْلُ الْغَنِىِّ ظُلْمٌ
“Penundaan (membayar hutang) orang kaya termasuk perbuatan dzalim” (Muttafaq ‘alaih)
Bila Anda seorang pegawai, ketahuilah bahwa disiplin Anda dalam menjalankan akad kerja merupakan kewajiban, Anda hendaknya menghargai kontrak kerja, menjaganya, menunaikan tugas dengan jujur dan ikhlas, dengan selalu mentaati Allah dan berkhidmat pada masyarakat, dan dengan sumpah yang Anda ucapkan, itu berarti penegasan agar Anda menunaikan janji Anda. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنْقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلا
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu)”. (An Nahl 16 : 91)
Tafsir ayat ini: janganlah kalian membatalkan perjanjian dan akad kalian yang telah kalian perkuat dengan sumpah kalian, hanya karena kalian menginginkan keduniawian dari pembatalan itu, sesungguhnya yang ada di sisi kalian itu akan sirna walaupun banyak, sementara yang ada di sisi Allah bagi orang yang menepati janji dan taat pada Allah, akan kekal dan tidak fana, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللَّهِ بَاقٍ
“Apa yang ada disisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal” (An Nahl 16 : 96)
Ya Allah sesungguhnya kami memohon pada-Mu untuk menjadikan kami termasuk orang menunaikan amanat dan janji kami, yang mengamalkan kitab-Mu, yang berpegang teguh dengan petunjuk sunnah nabi-Mu, dan berilah kami selalu taufiq untuk mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu”. (An Nisa’ 4 : 59)